I'm fine baby, how are you? -@adieluthfi

Jumat, 15 November 2013

Seberkas Kenangan di Kota Solo

Kota Solo, mendengar namanya saja semua orang sudah tahu bahwa itu adalah salah satu Kota Terindah yang ada di Indonesia. Kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah ini menyimpan berjuta pesona dan keindahan alamnya. Tidak hanya itu, Kota Solo memiliki budaya yang sangat beragam dan luar biasa, keramah – tamahan masyarakatnya pun menjadi salah satu daya tarik dan ciri khas dari Kota yang dijuluki The Spirit of Java itu.
 Beberapa bulan yang lalu, saya dan kedua teman saya baru saja mengunjungi kota solo untuk menghabiskan waktu liburan kuliah yang waktu itu hanya tinggal 3 hari lagi. Saya adalah salah satu mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di salah satu universitas di Semarang. Saya dan teman saya kebetulan bukan dari jawa tengah. Saya dari jawa barat dan salah satu teman saya berasal dari sulawesi tenggara, hanya satu yang berasal dari jawa tengah namun bukan asli solo melainkan semarang. Kami memilih kota solo untuk dijadikan referensi liburan kerena kita ingin menyambangi setiap sudut – sudut kota yang indah di Kota Solo.
Tugu Slamet Riyadi
Tempat pertama yang kami kunjungi waktu itu adalah Monumen Pers Nasional. Karena kami adalah salah satu mahasiswa yang belajar di Prodi Ilmu Komunikasi, maka kami sempatkan untuk sekedar mengunjungi bagaimana awal mula berdirinya pers atau sejarah pers di Indonesia. Kami memilih untuk menggunakan transportasi umum ketika berkeliling kota solo, agar kita bisa lebih menikmati keindahan – keindahan di sepanjang jalan di Kota Solo. Transportasi yang kami gunakan waktu itu adalah BST atau masyarakat solo mengenalnya dengan Batik Solo Trans. Transportasi yang cukup murah ini pun mengantarkan kami berkeliling kota solo.

Gerbang Masuk 
Setelah mengunjungi museum pers di Hari Pertama, di hari kedua saya mengajak kedua teman saya untuk menjajaki pusat batik di kota solo. Dimana ini adalah salah satu icon atau tempat yang wajib di datangi ketika kita berkunjung ke kota solo. Lagi, di hari kedua ini kami pun masih memilih untuk menggunakan transportasi umum untuk jalan – jalan. Lokasi yang pertama kali kami jajaki sebelum menuju pasar klewer adalah tugu / monumen Slamet Riyadi. Ini adalah salah satu icon yang ada di kota solo, kami pun memilih untuk berfoto – foto sejenak di dekat tugu tersebut. Seteleh selesai berfoto – foto kami pun lanjut berjalan kaki menuju Pasar Klewer. Di gerbang depan, kami juga sempatkan untuk berfoto – foto ria. Rimbunnya pohon beringin, seperti mendinginkan cuaca yang saat itu cukup panas.




Masjid Agung Keraton Surakarta
Waktu mulai menunjukkan pukul dua belas siang, maka kami menyempatkan untuk beristirahat sejenak dan melakukan shalat dzuhur di Masjid Agung Keraton Surakarta. Kenapa saya memilih untuk mengajak teman saya ke pasar klewer, karena selain pusatnya pasar batik yang ada di Kota Solo tetapi juga persis di sebelah pasar tersebut terdapat pedagang makanan yang sudah tersohor sampai keluar Kota Solo. Orang – orang menyebut makanan tersebut dengan “Tengkleng”, makanan khas yang berbahan dasar daging kambing ini ternyata mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Solo yang hanya untuk mencicipi kelezatan dari makanan tersebut.
Pasar Klewer
Kami tidak sempat mencicipi Tengkleng solo pada waktu itu, karena ramainya pembeli yang mengelilingi pedagang tersebut sehingga kami memilih untuk melanjutkan menelusuri bagaimana isi dari Pasar Klewer ini. Ketika kami sedang asik melihat – lihat pakaian yang rapih bergantung di setiap kios, tanpa sengaja saya melihat seorang penjual minuman yang sedang berjualan di dalam pasar, tepatnya di bawah baju – baju di salah satu kios. Kami pun menghampiri penjual minuman tersebut, ternyata itu penjual “Es Gempol Plered”. Setau saya, ini adalah salah satu penjual es gempol plered yang sudah cukup lama berjualan di tengah pasar klewer dan sudah cukup terkenal di Kota Solo. Akhirnya kami membeli beberapa gelas untuk menghilangkan dahaga yang sempat menerjang kami sejak tadi. Setelah rasa dahaga itu hilang, kami lanjut berkeliling.
Museum Keraton Surakarta
Puas mengelilingi Pasar Klewer yang fenomenal ini, kami memilih untuk masuk ke dalam Keraton Solo. Tidak ingin menyianyiakan waktu ketika berada di Solo, kami pun menyempatkan diri untuk masuk ke dalam Keraton yang sudah sangat terkenal ini. Cukup murah untuk kantong mahasiswa, hanya dengan Rp. 10.000 kita sudah bisa berkeliling keraton sepuasnya. Yang pertama kali kami kunjungi waktu itu adalah museum Kereta Kuda dan Mobil Tua yang dulu sempat dipakai oleh keraton pada saat – saat tertentu. Serasa ingin menikmati keindahan keraton, kami pun memilih untuk berjalan kaki dibanding harus menunggang becak untuk mengantarkan kami berkeliling keraton. Setelah berjalan cukup jauh, kami pun kembali sampai di museum dimana isi dari museum tersebut adalah perkakas yang digunakan untuk masak oleh keraton pada jaman dahulu. Alat – alat perang, pakaian dan topi sultan, silsilah keluarga di keraton dan masih banyak lagi.
Setelah berkeliling museum dan kediaman keraton, kami pun memutuskan untuk mencari makan dan mengisi perut yang sejak tadi sudah memanggil untuk di isi. Cukup melelahkan berkeliling keraton, cukup memakan energi dan kami memilih menggunakan becak untuk keluar menuju gerbang masuk pasar klewer tadi. Tempat makan yang kami sambangi waktu itu adalah GALABO (Gladag Langen Bogan). Dimana sepanjang jalan tersebut terdapat banyak pedagang yang menjual berbagai macam makanan khas kota solo. Perut kenyang dan itu adalah pertanda bahwa kami harus mengakhiri perjalanan yang melelahkan sekaligus menyenangkan ini, namun sebelum pulang kami menyempatkan diri untuk sejenak mampir di salah satu Pusat Perbelanjaan di Jalan Slamet Riyadi. Kami menunggu bis tepat di depan Pusat Perbelanjaan tersebut, dan kami harus meninggalkan kota solo yang menyimpan banyak kenangan ini.

Ini merupakan perjalanan yang sangat menyenangkan dan luar biasa buat kami, selama berada di kota solo pun kami merasa seperti berada di rumah sendiri. Masyarakatnya yang ramah, suasana kotanya yang indah pada pagi maupun malam hari seperti membius kami untuk tetap berada disini. Dengan berat hati, karena aktivitas kami yang harus terus berjalan maka mau tidak mau kami harus tetap meninggalkan kota solo. Salah satu teman saya yang berasal dari Sulawesi Tenggara berpesan kepada saya “Besok, kita ke solo lagi ya. Pokoknya kalo main ke solo harus ngajak – ngajak”. Kota solo memang The Spirit of Java! Terimakasih Solo.. Ini bakal jadi kenangan yang luar biasa dan ngga bisa dilupain.

2 komentar:

  1. semoga solo menjadi salah satu icon terbaik untuk INDONESIA. . . Mungkin dari segi etika dan sopan santun masyarakatnya

    BalasHapus